Wednesday, January 31, 2018

Minim Kebakaran, Produksi Minyak Sawit 2017 Naik 18 Persen

Jakarta, kaba12.com --- Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) mencatat produksi minyak sawit Indonesia sepanjang 2017 mencapai 41,98 juta ton atau naik 18 persen dibandingkan produksi tahun 2016 yang sebanyak 35,57 juta ton.


Secara lebih rinci, sepanjang tahun 2017 produksi minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) Indonesia sebanyak 38,17 juta ton naik 17,37 persen dibanding tahun 2016 yang sebanyak 32,52 juta ton.


Sementara itu, produksi minyak sawit kernel (Palm Kernel Oil/PKO) sebanyak 3,05 juta ton atau sama dengan tahun 2016.


Sekretaris Jendral GAPKI Togar Sitanggang mengatakan, jumlah tersebut menunjukan kinerja yang baik dari industri kelapa sawit Indonesia.


"Tahun 2017 kinerja dari industri kelapa sawit Indonesia boleh saya bilang sangat bagus, produksi meningkat dengan cukup signifikan," terangnya dalam acara Konferensi Pers Refleksi Industri Sawit Tahun 2017 dan Prospek Tahun 2018, di Jakarta, Selasa (30/1).


Lebih lanjut Togar menjelaskan, ketersedian stok minyak sawit Indonesia pada akhir 2017 sebanyak 4,02 juta ton. Ia mengatakan, jumlah stok tersebut tidak mengalami perubahan signifikan dibandingkan awal tahun 2017.


Sementara itu, untuk harga rata-rata CPO di tahun 2017 tercatat US$ 714,3 per metrik ton atau meningkat dua persen dibanding dengan tahun sebelumnya sebesar US$ 700,4 per metrik ton.


Kemudian, Togar menjelaskan, capaian industri kelapa sawit Indonesia dikarenakan adanya penanganan potensi terjadinya kebakaran lahan oleh semua pihak. Ia menyatakan, sepanjang tahun 2017 hampir tidak ada kasus kebakaran di perkebunan kelapa sawit.


"GAPKI sudah menyiapkan langkah-langkah mencegah kebakaran hutan. Dengan adanya pembentukan satuan tugas siaga api atau sejenis di daerah-daerah di mana api sering muncul khususnya di Riau, Jambi, Sumatera Selatan, dan Kalimantan," papar dia.


Pada 2018, Togar optimistis, pertumbuhan produksi minyak sawit Indonesia bisa mencapai 10 persen. Hal ini, menurut Togar, karena didukung oleh pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin baik.


"Indonesia, kami percaya mempunyai pertumbuhan ekonomi yang memadai untuk pertumbuhan prospek bisnis sawit," ujar dia


Sumber : CNNIndoensia.com


(Dany)

No comments:

Post a Comment