Thursday, November 22, 2018

FKUB Blitar Kunker ke Bukittinggi

Bukittinggi, KABA12.com. --- Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dan Dewan Penasehat FKUB Kota Blitar melakukan kunjungan kerja ke kota Bukittinggi. Rombongan berjumlah 40 orang itu disambut Wakil Walikota Irwandi di Ruang Rapat Utama Balaikota Bukittinggi, Kamis, (22/11).

Pimpinan Rombongan Santoso, yang juga Wakil Walikota Blitar mengatakan, kedatangannya bersama rombongan untuk studi komparatif keadaan FKUB dengan Bukittinggi. Antara Kota Blitar dan Bukittinggi ada ikatan emosional, karena di Blitar ada Bung Karno dan di Bukittinggi ada Bung Hatta, Dwi Tunggal yang tidak terpisahkan. Hubungan emosional itulah yang mendasari rombongan Kota Blitar datang ke Bukittinggi.

"Terlebih lagi, Bukittinggi pernah mendapatkan penghargaan Harmoni Awards, itulah yang mendasari Kota Blitar ingin sharing dan menggali ilmu, konsep pemikiran dan program yang bisa diadopsi dan dibawa pulang ke Blitar sehingga komunikasi antar umat beragama di Blitar lebih baik lagi," ungkap Santoso.

Kota Blitar menurut Santoso, terdiri dari 3 kecamatan dengan 21 kelurahan. Dengan luas wilayah 32 km persegi, jumlah penduduk 152 ribu. Santoso mengakui mayoritas penduduk adalah muslim sekitar 90 persen tapi ada agama Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Konghuchu. Sejauh ini masih dalam keadaan aman dan kondusif.

" Namun masih ada masalah kecil contoh masalah pendirian rumah ibadah agama dan mulai mengalirnya paham radikalisme. Sehingga Blitar berharap pengalaman Bukittinggi dalam mengamalkan Harmoni Awards dapat pula diamalkan di Blitar," tambahnya.

Wakil Walikota Bukittinggi, Irwandi dalam sambutannya mengatakan Bukittinggi, kota yang cuma 25 km persegi ini pernah 6 kali menjadi ibukota beberapa daerah. Kontur alamnya perbukitan dengan 27 bukit dan 17 jenjang. Landmark Bukittinggi adalah Jam Gadang sebagai kembaran Big Band di Inggris. Andalan utama Bukittinggi adalah pariwisata, perdagangan dan jasa. Karena itu urbanisasi dan mutasi penduduknya tinggi.

"Suasana di Bukittinggi nyaman dengan 96 persen adalah muslim. Selanjutnya ada kristen, Katolik, Budha, Hindu. Di Bukittinggi FKUB rutin melakukan pertemuan dan berusaha membangun hubungan emosional antar pemeluk agama di Bukittinggi. Sejauh ini kebersamaan cukup terjalin erat di Bukittinggi. Itulah indikator utama tidak pernah terjadi konflik sosial di Bukittinggi. Selain itu Ninik Mamak dan tokoh masyarakat selalu dilibatkan dalam pengambilan keputusan di Bukittinggi," jelas Irwandi.

Sejauh ini, lanjut Wawako, tidak ada demo di Bukittinggi, semuanya dapat dibicarakan baik-baik. "Permasalahan tentu ada, namun semua pihak mau duduk bersama dan mencari pemecahan masalah. Termasuk peran kementrian agama sangat besar dalam pembinaan umat dan pembinaan akidah," ulas Irwandi. 

(Ophik)

No comments:

Post a Comment